parboaboa

Pemilih Keturunan Asia menjadi Rebutan pada Pilpres AS 2024

Norben Syukur | Internasional | 10-05-2024

Presiden Joe Biden dan mantan Presiden Donald Trump (Foto:Instagram @pilpresas)

PARBOBOA, Jakarta - Pemilihan Presiden Amerika Serikat dijadwalkan berlangsung pada November 2024.

Presiden saat ini, Joe Biden dan mantan Presiden Donald Trump sebagai Presiden ke-45, berpotensi bersaing kembali dalam kontestasi tahun ini.

Diketahui, kedua kandidat ini, telah berhasil mendapatkan nominasi dari partai masing-masing untuk bertarung dalam pemilihan yang akan dilaksanakan pada tanggal 5 November 2024 mendatang.

Hal ini juga menandai pertarungan kedua antara Biden dan Trump sudah dimulai..

Melansir Voa Internasional, Jumat (10/05/2024), terdapat studi terbaru dari Pusat Penelitian Pew yang menunjukkan bahwa ada peningkatan sejumlah dua juta pemilih Amerika keturunan Asia yang berpartisipasi dalam pemilihan ini, dibandingkan dengan jumlah pemilih empat tahun sebelumnya.

Warga Asia Amerika menjadi kelompok pemilih yang berkembang paling cepat di Amerika Serikat.

Meskipun warna politik mereka sangat beragam, namun memenangkan hati mereka menjadi mutlak bagi setiap kandidat.

Direktur eksekutif dari Asian Pacific Islander Vote, sebuah organisasi advokasi nonpartisan, Christine Chen, mengajak komunitas keturunan Asia dan Pasifik di AS untuk lebih terlibat dalam politik negara Paman Saham ini.

Chen menjelaskan, secara umum, warga keturunan India dan Jepang cenderung mendukung Partai Demokrat, sedangkan keturunan Vietnam sering mendukung Partai Republik.

Saat ini, katanya, banyak keturunan Tionghoa yang mulai beralih dari Demokrat ke Independen.

Sementara Michelle Steel, yang lahir di Korea Selatan dan dibesarkan di Jepang, merupakan anggota kongres dari Partai Republik yang mewakili Orange County di California, wilayah dengan populasi keturunan Vietnam terbesar di AS.

Baginya, penting untuk mengunjungi setiap komunitas dan mendekati kelompok tersebut dengan cara yang berbeda.

Ia mencontohkan dengan apa yang pernah ia lakukan. Saat mengunjungi komunitas Vietnam, ia mengenakan ao dai untuk menunjukkan penghargaan terhadap budaya mereka.

Sementara itu, saat berkunjung ke komunitas Filipina, ia mengenakan baro’t.

Ia mengakui, langkah-langkah ini, sangat membantu melihat dirinya sebagai bagian dari komunitas warga tersebut.

Steel menyatakan bahwa selama kampanye pemilihan ulangnya dua tahun yang lalu, ia dan timnya telah mengunjungi lebih dari 190 ribu rumah.

Menurutnya, interaksi langsung dari pintu ke pintu sangat signifikan bagi pemilih keturunan Asia.

Adapun pemilih bedarah Asia ini, lebih dari 70 persen di antaranya memilih melalui surat dan melakukan pemilihan cepat pada tahun 2020 lalu.

Ia menjelaskan, pemilihan melalui pos memberikan keuntungan karena pemilih bisa duduk di dapur. Di sana mereka mendiskusikan isu-isu penting dengan kerabat dan sahabat.

Mereka juga mendapatkan bantuan penerjemahan tanpa tekanan, dan dengan tenang menentukan pilihan mereka.

Berbeda dengan itu, Grace Meng, anggota Kongres dari Partai Demokrat yang mewakili distrik Queens di New York, justru mengungkapkan kekhawatirannya atas prioritas Partai Republik terhadap pemilih Amerika keturunan Asia.

Menurut Meng, ada hal penting yang tidak boleh disepelehkan. Karena sudah kelihatan beberapa kandidat dari Partai Republik menggunakan pendekatan dengan  beragam bahasa.

Oleh karena itu, dirinya mendesak para pemimpin dan kandidat Demokrat agar tidak menunda lagi agenda pendekatan pemilih keturunan Asia ini.

Meng  sendiri beralasan, Partai Republik sudah mulai mendekati pendukungnya.

Ia berharap, pihaknya harus memastikan bahwa calon pemilih mengenal partai mana yang benar-benar mendukung dan mewakili nilai-nilai mereka.

Data dari Pew Research menunjukkan bahwa sekitar 15 juta warga Amerika keturunan Asia akan memiliki hak suara pada November ini,.

Dari jumlah tersebut, lebih dari setengahnya berdomisili di lima negara bagian: California, New York, Texas, Hawaii, dan New Jersey.

Editor : Norben Syukur

Tag : #pilpres amerika    #joe biden    #internasional    #donald trump   

BACA JUGA

BERITA TERBARU