rini | Ekonomi | 31-08-2021
PARBOABOA, Jakarta - PT Garuda Indonesia dalam lapora keuangan semester I tahun 2021 mencatat kerugian usaha sebesar Rp 12,8 T. Hal ini tercantum dalam laporan keuangan per 30 Juni 2021.
Angka ini turun sebesar 24% dari pendapatan usaha yang dicatatkan pada semester I tahun 2020. Pada semester I 2020 sebelumnya, Garuda mencatat kerugian sebesar 728,15 juta dollar AS atau setara Rp 10,5 triliun.
Kerugian Garuda ini disebabkan karena merosotnya pendapatan
usaha selama Januari hingga Juni 2021.
Namun beban usaha Perseroan mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya. Pada tahun 2020 beban usaha Garuda dicatatkan sebesar Rp 23,6
triliun menjadi Rp 19,8 triliun.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra
menyebutkan penurunan pendapatan maskapai disebakan PPKM yang membatasi
mobilitas masyarakat, yang menyebabkan jumlah penumpang menurun drastis.
Lebih lanjut, maskapai BUMN itu tetap optimis akan ada
pemulihan kinerja pada semester II 2021 seiring dengan pelonggaran kebijakan
PPKM. Bahkan, ia mengklaim saat ini sudah mulai terjadi peningkatan rata-rata
trafik penumpang harian mencapai lebih dari 50 persen dari periode PPKM ketat
sebelumnya.
"Kami berharap trafik angkutan penumpang sebagai salah
satu sumber pendapatan utama perusahaan akan meningkat kembali secara bertahap
seiring dengan adanya kebijakan relaksasi PPKM di level nasional maupun
pelonggaran pembatasan mobilitas masyarakat antar negara di level global,"
ungkap Irfan, Selasa (31/8).
Dengan adanya
kenaikan tersebut, maskapai akan mengoptimalkan potensi maskapai baik untuk layanan
penumpang maupun kargo.
Editor : -
Tag : #ekonomi