parboaboa

Dinamika Geopolitik: Dukungan Putin Terhadap Serangan Balasan ke Israel

Fika | Internasional | 18-04-2024

Ilsutrasi hubungan kerjasama antara Iran dan Rusia. (Foto: PARBOABOA/Fika)

PARBOABOA, Medan – Presiden Rusia, Vladimir Putin memberikan pujian kepada Iran atas serangan balasan yang dilakukan negara itu ke Israel. Hal ini terungkap dari pembicaraan via telepon antara Presiden Rusia dengan Presiden Iran, Ebrahim Raisi beberapa waktu lalu.

Dikutip dari media pemerintah Iran, IRNA, Kamis (18/04/2024), Presiden Rusia yaitu Vladimir Putin mengapresiasi reaksi Iran terhadap serangan yang dilakukan zionis ke gedung konsultan di Damaskus, Suriah.

Bahkan, dalam laporan disebutkan Presiden Vladimir Putin menggambarkan reaksi Iran sebagai langkah terbaik untuk menghukum agresor dan menunjukkan kebijaksanaan dan rasionalitas pemimpin di negara itu.

Vladimir Putin menyebut Iran sebagai salah satu pilar utama stabilitas dan keamanan di kawasan Timur Tengah. Putin juga melakukan kritik terhadap negara-negara Barat dan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB).

Menurut Vladimir Putin, reaksi Iran memberikan serangan balasan kepada negara zionis dikarenakan tidak adanya tindakan tegas dari Dewan Keamanan PBB terhadap Israel. Putin juga menyebutkan sikap Amerika Serikat dan negara Barat lainnya semakin memicu eskalasi regional.

Sementara itu, Presiden Iran Ebrahim Raisi menyampaikan rasa terima kasihnya atas sikap Rusia yang menilai pertahanan yang dilakukan Iran sebagai tindakan yang sah. Diketahui bahwa serangan Israel ke konsulat jenderal Iran di Damaskus telah melanggar hukum internasional, termasuk Konvensi Wina.

“Yang dilakukan Israel adalah ancaman serius bagi perdamaian dunia,” ujar Raisi.

Ebrahim Raisi juga menuturkan serangan balik yang dilakukan Iran sudah sesuai dengan Pasal 51 Piagam PBB sebagai tindakan mempertahankan diri.

Ebrahim Raisi menegaskan setiap tindakan yang bertentangan dengan Iran akan direspon dengan skala yang lebih besar.

Diketahui, Iran melancarkan serangan langsung ke Israel dengan meluncurkan ratusan drone dan rudal. Sementara pihak Israel mengklaim berhasil menghalau rudal yang dikirimkan Iran.

Israel sendiri dipastikan akan melakukan rencana balasan. Beberapa pihak menduga Israel akan menyerang ke fasilitas nuklir atau rudal balistik dan membunuh individu tertentu atau menghukum pejabat militer Iran di luar negeri.

Di sisi lain, militer Iran dan Rusia disebut memiliki kesepakatan rahasia terkait persenjataan. Kesepakatan ini diduga berkaitan dengan serangan Teheran kepada Israel pada Sabtu (13/04/2024) lalu.

Dilansir dari laman Washington Post, dugaan atas kesepakatan rahasia ini mulai muncul terkait kunjungan delegasi Iran ke pabrik senjata Rusia pada bulan Maret lalu. Sebanyak 17 orang delegasi dari Iran diketahui melakukan tur ke sebuah pabrik senjata yaitu NPP Start.

Pabrik ini diketahui memiliki senjata yang sangat diimpikan oleh Teheran. Pabrik yang berada di Kota Yekaterinburg ini sebelumnya diberikan sanksi oleh Amerika Serikat karena mendukung invasi Kremlin di Ukraina.

Beberapa senjata yang diproduksi NPP Start di antaranya adalah peluncur roket dan komponen lain untuk baterai anti pesawat, termasuk S-400. Produk S-400 ini menurut analisis militer mampu mendeteksi dan menghancurkan jet tempur siluman yang dimiliki Amerika Serikat dan Israel.

Sebuah dokumen milik Rusia diduga bocor oleh grup peretas dari email pemerintah Iran. Hal ini memperkuat kecurigaan mengenai tur ke NPP Start. Dokumen itu menerangkan tur yang dilakukan sebagai pameran “potensi ilmiah dan teknis serta kemampuan produksi” yang ditawarkan Rusia kepada Iran.

Bahkan, para pejabat intelijen mengatakan kunjungan delegasi Iran ke pabrik NPP Start merupakan simbol kemitraan strategis yang semakin dalam antara kedua negara itu. Khususnya sejak invasi skala penuh Kremlin ke Ukraina.

Hubungan kedua negara ini seolah membenarkan peran strategis Rusia dalam serangan balasan Iran ke Israel akhir minggu lalu.

Laporan dari Washington Post, Iran telah membuka periode baru dalam hubungannya dengan Rusia melalui kesepakatan di tahun 2022. Dalam kesepakatan itu, Iran bersedia memasok ribuan drone dan rudal untuk membantu Moskow berperang melawan Ukraina.

Kini, hubungan kerjasama kedua negara itu diduga semakin kuat. Termasuk janji Rusia menyediakan jet tempur canggih serta teknologi pertahanan udara kepada sekutunya itu.

Hingga kini, belum diketahui berapa banyak sistem yang telah diberikan Rusia kepada Iran. Walau begitu, teknologi Rusia mampu mengubah Iran menjadi musuh yang lebih kuat. Khususnya dengan peningkatan kemampuan untuk menembak jatuh pesawat dan rudal.

Direktur Program Non Proliferasi Eurasia, Hanna Notte mengatakan beberapa detail mengenai kesepakatan senjata itu sebelumnya tidak pernah dilaporkan. Menurut intelijen dan pakar, kesepakatan itu mencakup produksi bersama drone militer di Rusia.

Selain itu juga berbagai teknologi anti-jamming, hingga penilaian medan perang secara real-time atas senjata yang dikerahkan untuk melawan pasukan NATO di Ukraina. “Ini bukan lagi dinamika patron-klien, di mana Rusia memegang semua pengaruhnya,” ujarnya.

Hanna Notte mengungkapkan bahwa Iran mendapatkan manfaat dari perubahan ini. Sifat hubungan mereka lebih dari sekadar mendapatkan sesuatu. Terdapat transfer pengetahuan dan sebuah keuntungan yang tidak memiliki wujud.

Bahkan, para pejabat intelijen juga mengatakan Rusia saat ini sedang meningkatkan kesepakatan secara rahasia untuk memasok Iran dengan Su-35s.

Produk ini adalah pesawat bom tempur Rusia yang paling canggih dan akan berpotensi terjadinya peningkatan yang sangat tinggi bagi angkatan udara Iran.

Rusia juga diduga berjanji untuk menyediakan bantuan teknis untuk satelit mata-mata Iran serta membantu membangun roket agar dapat membawa lebih banyak satelit ke luar angkasa.

Editor : Fika

Tag : #rusia    #vladimir putin    #iran    #israel   

BACA JUGA

BERITA TERBARU